21 HARI CUCI TANGAN PAKAI SABUN

"Dengan membiasakan diri Cuci Tangan Pakai Sabun, kita dapat mencegah berbagai penyakit seperti diare hingga gangguan pernapasan, ISPA, Jadi Ingatlah Agar selalu Cuci tangan pakai sabun" jelas Yasna Khairina, MM

PENYEMPROTAN VEKTOR LALAT DI TPA DALAM MENDUKUNG ADIPURA KAB. BANJAR

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dalam mendukung keberhasilan mendapatkan Adipura berupaya mendukung Pemerintah Kabupaten Banjar dengan melakukan pembinaan dan kerjasama dengan UPT Pengelolaan Sampah di desa Padang Panjang Karang Intan.

PENANDATANGANAN MOU PROGRAM "ANAK SEHAT BERSERTIFIKAT"

Sertifikat imunisasi lengkap selanjutnya akan diberikan secara cuma-cuma oleh Dinas Kesehatan bagi seluruh anak di Kabupaten Banjar yang telah mendapatkan 5 imunisasi dasar lengkap, melalui 23 Puskesmas yang ada di Kabupaten Banjar.

Pemberian Imunisasi Polio oleh Bupati Banjar, H. Pangeran Khairul Saleh

pemberian imunisasi polio dan vitamin A oleh Bapak Bupati Banjar, Bunda PAUD Kabupaten Banjar, dan ibu wakil gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, Hj. Rosdiawati Rudy Resnawan


widget

Sabtu, 31 Agustus 2013

PENYEMPROTAN VEKTOR LALAT DI TPA DALAM MENDUKUNG ADIPURA KABUPATEN BANJAR


Oleh : Syarifuddin, SKM.

Adipura adalah tropi yang dinanti oleh segenap pemerintah daerah dan kota di Indonesia sebagai wujud keberhasilan masyarakat dan pemerintah dalam menangani kebersihan di wilayahnya. Sayangnya di beberapa daerah Adipura setelah didapat hanya sebagai monumen saja. Keberhasilan adipura tanpa diiringi dengan tingkat kemampuan pemerintah dalam mengelola kebersihan lingkungan adalah sia-sia saja.Setiap penilaian adipura segenap perangkat kota sibuk menyiapkan segala alat yang diperlukan. Penghargaan adipura sebenarnya milik siapa? Kalo dilihat dari titik penilaian adipura sebenarnya milik bersama. Ketika titik penilaian ada di pasar maka pengelola pasar sibuk menyiapkan pasar yang tertib. Ketika titik penilaian ada di Tempat Pembuangan Akhir sampah maka instansi pengelola kebersihan TPA bersiap-siap. Ketika instansi pemerintah menjadi titik penilaian adipura makan semua menjadi terpaksa menyiapkan.
Mendapatkan adipura tidaklah mudah, karena tahapan penilaian dimulai dari tahap persiapan, dokumen pendukung, momerandum of understanding (Mou) sampai tahapan akhir dinilai langsung tim penilai khusus dari kementrian yang menangani langsung. Adalah menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mendapatkan tropi adipura, tetapi langkah yang harus dijalani tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Peran pemerintah saja belumlah cukup, karena yang menjadi kunci keberhasilan adipura ada di semua penentu kebijakan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dalam mendukung keberhasilan mendapatkan Adipura berupaya mendukung Pemerintah Kabupaten Banjar dengan melakukan pembinaan dan kerjasama dengan UPT Pengelolaan Sampah di desa Padang Panjang Karang Intan. Salah satu kegitan seksi Penyehatan Lingkungan Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) adalah secara berkala adalah  melakukan Penyemprotan Vektor Lalat di tempat Pembuangan Akhir sampah. 

Penyemprotan vektor  lalat dimaksudkan untuk memutus mata rantai penyakit yang disebabkan oleh lalat agar tidak menular ke masyarakat di sekitar TPA. Penyakit Akibat lalat sangat beragam. Lalat tidak menghasilkan penyakit sendiri, tetapi lalat sebagai vector (penghantar) penyakit. Melalui lalat, beberapa penyakit mudah tersebar, apalagi pada daerah-daerah yang kumuh dan kotor.
Penyakit akibat lalat sebenarnya bisa di hindari, jika saja perilaku hidup sehat dan lingkungan bersih dari sampah-sampah organik. Serangga lalat merupakan hewan yang hidup dan berkembang biak di tempat-tempat kotor dan berbau busuk. Serangga kecil ini sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Saat ini, ditemukan tidak kurang dari 60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia.

 Jenis lalat yang perlu diwaspadai di antaranya lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria), dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dari keempat jenis tersebut, lalat rumah adalah yang paling dikenal sebagai pembawa penyakit. dan banyak dijumpai di tempat-tempat yang terdapat sampah basah hasil buangan rumah tangga, terutama yang kaya zat-zat organik yang sedang membusuk.
Bermacam-macam mikroorganisme penyebab penyakit menempel di kaki lalat dan rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya berhubungan dengan saluran pencernaan. karena perpindahan kuman dan mikroorganisme dari lalat ke dalam tubuh manusia terjadi secara mekanis. Lalat dari tempat kotor dan busuk kemudian hinggap di makanan sehingga makanan terkontaminasi. Mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan itu.
 Penyemprotan vektor lalat dengan menggunakan insektisida yang tepat akan mengurangi jumlah lalat di Tempat Pembuangan Akhir(TPA). Penyemprotan vektor lalat merupakan Program Upaya Kesehatan Masyarakat dalam rangka Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Jumat, 30 Agustus 2013

Gerakan 21H Cuci Tangan Pakai Sabun


Masyarakat Indonesia kini sudah sangat menyadari akan pentingnya kesehatan, terutama kesehatan tangan. Kebiasaan sehat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sudah mulai disadari oleh masyarakat Indonesia. Namun sayangnya, masyarakat belum sepenuhnya mengetahui cara membentuk kebiasaan sehat tersebut. 

Karena itulah, TIM Penggerak PKK Kabupaten Banjar bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar serta Dinas Pendidikan mencanangkan Gerakan 21 Hari (G21H) sebagai suatu program aksi untuk membentuk kebiasaan CTPS tersebut. Pencanangan CTPS tersebut di lakukan pada hari Senin, 26 Agustus 2013 di dua Tempat Fasilitas Pendidikan Kabupaten Banjar yaitu pada TK Tut Wuri Handayani dan SDN Jawa 2.

Gerakan 21 Hari ini diharapkan nantinya bisa membentuk kebiasaan sehat dengan mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan kebiasaan sehat ini di 5 waktu penting selama minimal 21 hari secara terus menerus, tanpa putus, agar nantinya kebiasaan sehat ini dijadikan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.


Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, CTPS merupakan langkah sederhana besar untuk menjaga kesehatan diri sendiri.
"Dengan membiasakan diri Cuci Tangan Pakai Sabun, kita dapat mencegah berbagai penyakit seperti diare hingga gangguan pernapasan, ISPA, Jadi Ingatlah Agar selalu Cuci tangan pakai sabun" jelas Yasna Khairina, MM.

Adapun lima saat yang tepat untuk Cuci Tangan Pakai Sabun adalah mandi menggunakan sabun, sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam, dan setelah dari toilet.
Program ini sendiri merujuk dari banyak pendapat dan penelitian pakar perubahan perilaku bahwa untuk membentuk suatu kebiasaan baru yang sehat pada masyarakat luas dibutuhkan waktu miniman 21 hari untuk melakukan kebiasaan baru secara terus menerus tanpa putus.

Selain kegiatan CTPS tersebut juga dilakukan penjaringan pada Siswa-siswi di TK Tut Wuri Handayani dan SDN Jawa 2 Martapura, kepada siswa(i) dilakukan penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaaan kesehatan dan pemberian Vitamin A pada murid TK.